Makna لا إله إلا الله

Makna لا إله إلا الله

 Oleh Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafizhahullah

Pembahasanedisi kali ini dimulai dari prinsip yang paling mendasar dari ajaran Islam, sebagai pengingat bagi yang lupa, nasehat bagi yang lalai dan meluruskan bagi yang salah dalam memahaminya. Dalam rangka menjalankan perintah Allah:

فَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ…

(الذاريات: 55)

Maka ingatkanlah, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi kaum mukminin. (adz-Dzariyat: 55)

Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan: Dari Umar beliau berkata: “Tatkala kami sedang duduk bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang lelaki yang berpakaian sangat putih, berambut hitam legam, tidak ada pada-nya tanda-tanda selepas bepergian dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalinya. Dia datang dan duduk menghadap Nabi kemudian merapatkan lututnya kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi seraya berkata: “Wahai Muhammad terangkan kepadaku apa itu Islam?”. Rasulullah menjawab:

اْلاِسلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إَلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتُحِجُّ الْبَيْتِ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً.

Islam itu ialah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi ke-cuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah rasul (utusan) Allah dan engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadahan, dan menjalani ibadah haji di Baitullah (al-Haram) jika engkau mampu mengadakan perjalanan kepadanya”.  (HR. Muslim juz 1 hal 133) Read the rest of this entry

Mengapa Kita Memakai Nama Salafy

MENGAPA KITA MEMAKAI NAMA SALAFY?

Oleh: Asy-Syaikh Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Soal:Mengapa kita memakai nama Salafy ? apakah penamaan itu bukan termasuk ajakan kepada hizbiyah atau thaifiyah (seruan untuk berfanatik kepada kelompok tertentu) ataukah merupakan kelompok baru dalam Islam?

Jawab:Sesungguhnya istilah Salaf sudah dikenal dalam bahasa Arab maupun dalam syariat Islam. Namun yang kita utamakan disini adalah pembahasan nama tersebut dari segi syariat.

Dalam hadits yang shahih disebutkan bahwa ketika Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam ditimpa penyakit yang menyebabkan kematiannya, beliau berkata kepada Fathimah Radhiallahu anha: “Bertakwalah kepada Allah (wahai Fathimah) dan bersabarlah. Dan aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.”

Dan para ulama pun sangat sering menggunakan istilah salaf sehingga terlalu banyak untuk dihitung. Dan cukuplah salah satu contoh yang biasa mereka gunakan sebagai hujjah untuk memerangi bid’ah: ‘Segala kebaikan adalah dengan mengikuti jejak Salaf. Dan segala kejelekan ada pada bid’ahnya kaum khalaf ‘. Tetapi ada sebagian orang yang mengaku ulama (ahlul ilmi) menolak penisbatan (penyandaran) diri kepada Salafi ini. Mereka menganggap penisbatan ini tidak ada asalnya sama sekali! Menurut mereka, seorang muslim tidak boleh mengucapkan : “Saya pengikut para Salafus Shalih dalam segala apa yang ada pada mereka baik dalam beraqidah, ibadah maupun berakhlak.”

Tidak diragukan lagi bahwa pengingkaran seperti ini, kalau memang demikian yang mereka maksudkan, menunjukkan adanya tindakan untuk melepaskan diri dari pemahaman Islam yang shahih (benar) sebagaimana yang dipahami dan dijalani oleh salafus shalih dan pemimpin mereka Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam. Read the rest of this entry

Mengapa Harus Manhaj Salaf

Mengapa Harus Manhaj Salaf

Oleh Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafizhahullah

UMAT MANUSIA pada awalnya merupakan satu umat dan satu aqidah. Hal tersebut terjadi sejak masa nabi Adam sampai masa sebelum diutusnya nabi Nuh.

Allah berfirman:

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيِّيْنَ مَبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ. 

(البقرة: 213)

Manusia dahulunya adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan (al-Baqarah: 213)

Berkata Ibnu Abbas : “Antara Nabi Adam dan Nuh alaihimas sallam (berlangsung) sepuluh generasi yang kesemuanya berada di atas agama Islam. (Tafsir Ibnu Katsir (1/237) dan Jami’ul Bayan ath-Thabari (2/193))”.Yakni semuanya dalam keadaan bertauhid sampai terjadinya kesyirikan pertama kali pada zaman Nuh alaihi sallam, maka terjadilah perpecahan dan perselisihan.

Kemudian Allah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya mengutus Nuh alaihis sallam dan rasul-rasul setelahnya sampai rasul terakhir yaitu nabi Muhammad untuk mengembalikan manusia pada fitrahnya yaitu beribadah kepada Allah saja dan tidak melakukan kesyirikan-kesyirikan. Read the rest of this entry